Wednesday, March 9, 2016

Apa Yang Patut dilakukan di Hari Ngembak Geni?

Ngembak Geni juga disebut dengan "Labuh Brata" atau "Lebar Puasa", yang berarti berakhirnya melaksanakan Catur Brata Penyepian, yang jatuh sehari setelah hari raya Nyepi. Hari ini dapat digunakan untuk melaksanakan Dharma Santih baik dilingkungan keluarga maupun di masyarakat, sebagai sarana untuk saling maaf memaafkan serta meningkatkan pembinaan kerukunan hidup dalam keluarga maupun bermasyarakat untuk mewujudkan hidup yang aman, tentram, dan damai lahir batin. 

Dharma Santih dengan lingkungan masyarkat hendaknya dilakukan dengan, Dharma Wecana, Dharma Gita (Lagu-lagu keagamaan/kidung, kakawin, pembacaan sloka), Dharma tula (Diskusi), persembahyangan, pentas seni yang bernafaskan keagamaan, serta memberikan "punia" kepada yang patut menerimanya.

Hal ini juga dapat dilakukan di berbagai organisasi, perkumpulan atau lingkungan kerja, seperti Banjar, kantor, sekolah, sekaa, hotel dan lain sebagainya. Selain Dharma Santih, hari Ngembak Geni juga dapat diisi dengan melakukan kegiatan Dharma Yatra, yaitu mengadakan kunjungan ke tempat-tempat suci untuk sembahyang, utamanya pada pura-pura yang belum diketahui. selain itu dapat pula diisi dengan mengadakan kunjungan-kunjungan sosial pada panti-panti asuhan seperti panti jompo, tuna netra, Rumah Sakit, dan lain-lain.

Filosofi Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka) yang Bertepatan dengan Gerhana Matahari Total Tahun 2016

Hari raya Nyepi adalah perayaan hari Tahun baru Saka yang jatuh pada penanggal apisan sasih kedasa (eka sukla paksa waisak) sehari setelah tilem sasih kesanga (Panca Dasi Kresna Paksa Caitra).

Keberadaan Tahun baru Saka tidak terlepas dari tokoh seorang raja yang bernama "Prabu Kaniska". Prabu kaniska merupakan seorang raja yang berasal dari kerajaan "Purusa Pura" yang terletak di negara Afganistan dan Negara Iran.

Raja Kaniska adalah keturunan wangsa Saka. Pada waktu pemerintahannya, beliau sangat bijaksana dan dicintai oleh rakyatnya. Beliau beragama Siwa. Karena di negaranya berkembang agama Budha Hinayana dan Mahayana, juga agama wisnu, agama brahma, beliau tidak menjadikan agamanya sendiri sebagai agama Negara.

Beliau dinobatkan menjadi Raja dari Dinasti Kushana pada Tahun 78 Masehi. Pada pemerintahannya terjadi 2 kejadian yang sangat penting yaitu, pertama: Pada hari minggu, 21 Maret 79M (Tilem kesanga) Terjadi Gerhana Matahari.  Kedua: terjadi Gerhana Bulan di tahun tersebut pada bulan Purnama (Bulan Penuh). Sehingga pada tahun tersebutlah di berlakukan Tahun Saka pertama kali.

Bagi Umat Hindu di Bali, pergantian Tahun Saka selalu dimulai sesudah tilem sasih ke sanga, sehingga Hari Raya Nyepi merupakan hari Raya Tahun Baru Saka. Hari Raya Nyepi jatuh pada penanggal apisan sasih ke dasa (tanggal satu bulan 10 menurut kalender bali). hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, mengapa pergantian tahun itu dimulai setelah berakhirnya sasih Ka Sanga (bulan ke sembilan)?

Bulan ke sembilan atau sasih ke sanga apabila dihubungkan dengan letak matahari dan keadaan musim di Indonesia merupakan paduan pengertian dan perhitungan yang sangat kompleks. Berdasarkan pengetahuan pelajaran ilmu Falak dan Rotasi Bumi yaitu bumi berputar pada sumbunya dan Revolusi Bumi yaitu Bumi beredar mengelilingi matahari, bahwa letak matahari pada tanggal 21 maret tepat berada di tengah-tengah garis Khatulistiwa dan Equator atau garis pertengahan bumi, sehingga lamanya siang dan malam saat itu sama, yaitu 12 jam. Bulan ke sanga menurut perhitungan Bali, akan jatuh pada bulan maret perhitungan masehi dimana pada saat ini khususnya di Indonesia akan melihat matahari berada di tengah-tengah garis Khatulistiwa. 
Nyepi pada tahun 2016 ini sangatlah Istimewa karena posisi matahari, bulan dan bumi berada dalam satu garis yang sama sehingga terjadinya Gerhana Matahari Total.  Gerhana ini terjadi karena posisi bulan pada tahun ini adalah yang paling dekat dengan bumi sehingga bulan terlihat besar dan menutupi lempengan matahari.